Arsitektur Wireless Sensor Network

  26/03/2021 - Penulis : Rifan Azkia

Literasi Teknologi

"Arsitektur Wireless Network"


Disusun Oleh : 

Rifan Azkia 

1201204288 / TI-44-06


Telkom University

2020/2021


1.      Pengertian Wireless Sensor Network

Wireless sensor network adalah sebuah kumpulan node yang dapat berupa sensor yang akan melakukan pengambilan data pada parameter ukur dan kemudian dikirimkan pada sebuah node sentral atau sebuah server untuk dilakukan pengolahan data (Firdaus, 2014). Node-node yang ada pada WSN merupakan sensor yang diletakkan pada titik-titik pada sebuah area yang ingin diketahui besaranya (Ilyas. M., Mahgoub. I., 2005). Misalnya pada sebuah ladang pertanian, ingin diketahui kelembapan tanahnya, maka sensor pengukur kelempan akan diletakkan ditanah pada area pertanian tersebut, dan jumlahnya tidak hanya satu namun puluhan sensor. Node-node tersebut masing-masing memilki sumber daya sendiri yang dapat berupa baterai, dan memiliki perangkat transmitter data untuk dapat mengirimkan data ke node sentral atau server.


Gambar : Skema WSN (Thein .T, Mi, 2009)

Pada gambaran umum WSN, dapat dilihat node sensor yang berukuran kecil disebar dalam di suatu area sensor. Node sensor tersebut memiliki kemampuan untuk merutekan data yang dikumpulkan ke node lain yang berdekatan. Data dikirimkan melalui transmisi radio akan diteruskan menuju BS (Base Station) atau sink node yang merupakan penghubung antara node sensor dan user. Informasi tersebut dapat diakses melalui berbagai platform seperti koneksi internet atau satelit sehingga memungkinkan user untuk dapat mengakses secara realtime melalui remote server. (E, Sugiarto, & Sakti, 2009).

2.      Tipe Sensor

Sensor merupakan sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variable keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini akan memudahkan dalam pemakaian dan penghematan energi.

2.1 Sensor Suhu ( Temperature Sensors)

Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital. Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser. (Kho,2020)

2.2 Sensor Tekanan (Pressure Sensor)

Sensor Tekanan atau Pressure Sensor adalah Sensor yang digunakan untuk mengukur jumlah tekanan yang diterapkan pada sebuah sensor. Sensor tekanan akan menghasilkan sinyal keluaran analog yang sebanding dengan jumlah tekanan yang diberikan. Sensor piezoelektrik adalah salah satu jenis sensor tekanan yang dapat menghasilkan sinyal tegangan keluaran yang sebanding dengan tekanan yang diterapkan padanya. (Kho,2020)

2.3 Sensor Optik

Sensor optik merupakan sensor yang digunakan untuk mengubah besaran optik menjadi besaran listrik. Pada sensor optik, keluaran sensor berubah sesuai dengan perubahan cahaya yang jatuh ke permukaan sensor. Fungsi sensor optik bermacam-macam, yaitu mengukur intensitas cahaya, warna, dan deteksi objek. Contoh sensor optik yaitu fotodioda, Light Dependent Resistor (LDR), dan fototransistor. (Chandra, Franky dan Arifianto, Deni. 2010)

2.4 Sensor Akustik (Suara)

Sensor Suara adalah Sensor analog yang digunakan untuk merasakan tingkat suara. Sensor suara analog ini menerjemahkan amplitudo volume akustik suara menjadi tegangan listrik untuk merasakan tingkat suara. Proses ini memerlukan beberapa sirkuit, dan menggunakan mikrokontroler bersama dengan Mikrofon untuk menghasilkan sinyal output analog. (Kho,2020)

2.5 Sensor Mekanik

Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) merupakan sensor atau transduser yang digunakan untuk mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai perubahan atau gerakan mekanis dari suatu objek. (Kho,2020)

2.6 Sensor Gerakan dan Getaran

Sensor gerakan dan getaran merupakan salah satu sensor yang dapat mengukur getaran suatu benda yang nantinya dimana data tersebut akan diproses untuk kepentingan percobaan ataupun digunakan untuk mengantisipasi sebuah kemungkinan adanya bahaya. (Kho,2020)

2.7 Sensor Posisi

Sensor Posisi merupakan Sensor yang mendeteksi perubahan atau perpindahan posisi pada objek pengukuran tempat. pengukurannya biasanya menggunakan metode analog ataupun digital. Sensor posisi mengeluarkan output berupa angka dan dapat digunakan lagi untuk mengukur perpindahan linier atau angular. (Kho,2020)

2.8 Sensor Kelembaban

Sensor Kelembaban atau Humidity Sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi tingkat kelembaban suatu lokasi. Pengukuran Tingkat Kelembaban ini sangat penting untuk pengamatan lingkungan di suatu wilayah, diagnosa medis ataupun di penyimpanan produk-produk yang sensitif. (Kho,2020)

2.9 Sensor Radiasi

Detektor radiasi merupakan sensor yg dapat mengenali adanya radiasi nuklir, baik alfa, beta, maupun gamma. Merupakan detektor yang paling sering digunakan untuk mengukur radiasi.

Tabel 2.10 : Tipe dan Contoh Masing-Masing Sensor

 

Tipe Sensor

Contoh Sensor

Temperatur

Thermistor, Thermocouple

Tekanan

Pressure Gauge, Barometer, Ionization Gauge

Optik

Photodiodes, phototransistors, Infrared sensor

Akustik

Piezoelectric resonators

Mekanik

Strain gauges, tactile sensors

Gerakan dan Getaran

Accelerometers, Gyroscope

Posisi

GPS, Ultrasound-based sensors, infrared based sensors

Kelembaban

Capacitice and resistive sensors

Radiasi

Iozation Detectors

 3.                  Prinsip Kerja Wireless Network



Gambar : Skema Arsitektuk WSN (Krit Salah-ddine. 2012)


Adapun prinsip kerja wireless sensor network sebagai berikut : 

1.      Sensorboard mengumpulkan data berupa intensitas cahaya, temperatur, kelembaban, ataupun pergerakan objek dalam ruangan.

2.      Mote kemudian mengirimkan data sensing ke gateway.

3.      Gateway mengolah data sensing dan mengirimkannya ke server.

4.      Server memproses data dari gateway untuk ditampilkan. Bila sensor melaporkan parameter yang melewati batasan yang ditentukan, server memberi perintah pada kontroler.

5.      Kontroler mengendalikan switch untuk menaikkan atau menurunkan kinerja peralatan listrik.

4.                  Contoh Apikasi Arsitektur Wireless Sensor Network

4.1. Aplikasi AWSN Dalam Rumah Sakit atau Pemantauan Kesehatan



Gambar : Pemantauan pasien menggunakan WSN di lingkungan rumah sakit (Kumar, Pardeep. 2012)

Ada beberapa jenis jaringan sensor untuk aplikasi medis: implan, perangkat wearable, dan lingkungan tertanam. Alat kesehatan implan adalah alat yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Perangkat yang dapat dikenakan digunakan di permukaan tubuh manusia atau di dekat pengguna. Sistem tertanam lingkungan menggunakan sensor yang terdapat di lingkungan. Aplikasi yang memungkinkan termasuk pengukuran posisi tubuh, lokasi orang, pemantauan keseluruhan pasien yang sakit di rumah sakit dan di rumah. (Peiris, V. 2011)

Perangkat yang tertanam di lingkungan melacak keadaan fisik seseorang untuk diagnosis kesehatan berkelanjutan, menggunakan sebagai input data dari jaringan kamera kedalaman, lantai penginderaan, atau perangkat serupa lainnya. Jaringan area tubuh dapat mengumpulkan informasi tentang kesehatan, kebugaran, dan pengeluaran energi seseorang. (Peiris, V. 2011)

4.2 Aplikasi AWSN sebagai Pendeteksi Kebakaran Hutan



Gambar : Aplikasi WSN dalam penanganan kebakaran hutan (Tomic, Slavisa. 2019)

Jaringan Sensor Nodes dapat dipasang di hutan untuk mendeteksi saat api telah muncul. Node dapat dilengkapi dengan sensor untuk mengukur suhu, kelembaban, dan gas yang dihasilkan oleh api di pohon atau tumbuh-tumbuhan. Deteksi dini sangat penting untuk keberhasilan tindakan petugas pemadam kebakaran; Berkat Jaringan Sensor Nirkabel, pemadam kebakaran dapat mengetahui kapan api mulai dan bagaimana penyebarannya.

4.3 Aplikasi AWSN Dalam Pemantauan Kualitas Air



Gambar : Implementasi WSN dalam pemantauan kualitas air (C. SowmyaC. NaiduRajendra Prasad SomineniD. R. Reddy. 2017)

Pemantauan kualitas air melibatkan analisis sifat air di bendungan, sungai, danau, dan lautan, serta cadangan air bawah tanah. Penggunaan banyak sensor terdistribusi nirkabel memungkinkan pembuatan peta status air yang lebih akurat, dan memungkinkan penyebaran permanen stasiun pemantauan di lokasi yang sulit diakses, tanpa perlu pengambilan data manual.(Spie, 2013)

5.                  Contoh Penerapan Aplikasi AWSN di Indonesia

5.1 Aplikasi AWSN Dalam Pemantauan Gempa dan Longsor di Nusa Tenggara Timur



Gambar : Aplikasi AWSN dalam pemantauan Gempa

(Kotta, Rantelobo, Tena, Klau. 2011)

 

Sistem pendeteksi tanah longsor memanfaatkan jaringan sensor nirkabel untuk mendeteksi sedikit pergerakan tanah dan perubahan berbagai parameter yang mungkin terjadi sebelum atau selama tanah longsor. Melalui data yang dikumpulkan, dimungkinkan untuk mengetahui kejadian longsor yang akan datang jauh sebelum hal itu benar-benar terjadi.( Kotta, Rantelobo, Tena, Klau. 2011)

Referensi

C. SowmyaC. NaiduRajendra Prasad SomineniD. R. Reddy. 2017. Implementation of Wireless Sensor Network for Real Time Overhead Tank Water Quality Mentoring.

Chandra, Franky dan Arifianto, Deni. 2010. Jago Elektronika. Jakarta : Penerbit Kawan Pustaka.

E. Sugiarto & Sakti. 2009. Rancang Bangun Sistem Monitoring Kualitas Udara. Menggunakan Teknologi Wireless Sensor Network (WSN)

Firdaus. 2014. Wireless Sensor Network, Grha Ilmu. Yogyakarta.

Ilyas. M., Mahgoub. I., 2005, Handbook of Sensor Networks : Compact Wireless and Wired Sensing Systems, CRC Press, Washington D.C.

Kho, Dickson.2020. Teknik Elektronika. Pengertian Sensor Suhu dan Jenis-jenisnya. Diakses pada 7 Maret 2021 melalui : https://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-suhu-jenis-jenis-sensor-suhu/

Kotta, Rantelobo, Tena, Klau. 2011. Wireless Sensor Network for Landslide Monitoring in Nusa Tenggara Timur.

Kumar Pardee, Sang-Gon Lee, Sanggon Lee. 2012.E-SAP: Efficient-Strong Authentication Protocol for Healthcare Applications Using Wireless Medical Sensor Networks

Krit Salah-ddine. 2012. Design Methodology of Energy Consumption for Wireless Sensor Networks using Renewable.

Mi. C. M. T,  Thandar. T., 2009. A Framework for Secure and Survivable Wireless Sensor Networks, Annals of Dunărea de Jos University, Fascicle I : Economics and Applied Informatics.

Peiris, V. 2013.  Highly integrated wireless sensing for body area network applications. SPIE Newsroom.

Spie. 2013. Vassili Karanassios: Energy scavenging to power remote sensors. SPIE Newsroom.

Slavisa Tomic, Marko Beko, Luis Camarinha-Matos, Luís Bica Oliveira. 2019. Distributed Localization with Complemented RSS and AOA Measurements: Theory and Methods




Comments